print this page 

Jumat, 01 Oktober 2010

Bomber Sepeda, Teroris yang Kesepian
JUM'AT, 01 OKTOBER 2010 | 05:38 WIB

Sepeda milik pelaku peledakan bom rakitan Kalimalang di kantor Polres Metro Bekasi. ANTARA/Ranu Gemintang
TEMPO Interaktif, Jakarta -- Peledakan bom dengan mengendarai sepeda di Kalimalang, Jakarta Timur, kemarin diduga merupakan aksi sporadis. "Dia serigala kesepian yang tak punya teman," kata Noor Huda Ismail, pengamat terorisme, yang juga Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Perdamaian, kepada Tempo.

Pengebom itu, kata Noor Huda, memiliki ide serupa dengan para teroris lain: mendirikan negara Islam, memerangi Amerika Serikat, dan memusuhi orang kafir. Tapi dia tak tergabung dalam jaringan lingkaran teroris mana pun. "Ia hanya tergabung secara ideologis dengan kelompok teroris Islam," ujar alumnus Pondok Pesantren Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, itu.

Pengebom yang dikenal bernama Ahmad itu membawa bom dengan mengendarai sepeda kemarin pagi di seberang Pasar Sumber Artha, Jakarta Timur. Aksi tersebut gagal karena bom keburu meledak. Tak ada petunjuk signifikan yang menjelaskan siapa Ahmad. Di saku Ahmad hanya ada duit Rp 3.000 dan tulisan berisi pesannya, yang akan meneruskan perjuangan para teroris yang selama ini sering melancarkan aksi mereka.

Sepeda gunung warna hitam usang yang dikendarai Ahmad itu sudah dimodifikasi. Pada setang bagian kanan terdapat sakelar yang terhubung dengan kabel hitam. Diduga sakelar ini sebagai pemicu. Sebuah kardus diletakkan Ahmad pada jok belakang sepedanya, yang berisi periuk nasi dan sejumlah paku yang sudah berkarat. Dari sinilah asal muasal ledakan. Kini bangku belakang sepeda tersebut tampak sedikit hancur akibat ledakan itu. Ahmad, menurut polisi, berusia 38 tahun dan berasal dari Pasar Minggu, Jakarta.

Aksi bom ontel tersebut, kata Noor Huda, mirip ledakan bom di restoran A&W Kramatjati Indah Plaza, Jakarta Timur, pada 2006. Pelaku ledakan di restoran itu, Muhammad Nuh, setelah ditelusuri, ternyata tidak memiliki kaitan dengan kelompok teroris mana pun.
Orang-orang seperti Ahmad banyak tersebar di negara ini. Mereka hanya tergabung di pengajian-pengajian tanpa memiliki hubungan dengan kelompok lain.

Pengamat terorisme Mardigu Wowiek Prasantyo menduga ada banyak orang seperti Ahmad yang ingin melakukan balas dendam individual. Indikasinya adalah, "Bomnya berdaya ledak rendah dan tidak tepat sasaran," ujar Wowiek.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara dokter, Ahmad menderita luka pada wajah, pipi, dan leher. Lengan kanan dan kaki kanan Ahmad patah.

"Ia baik-baik saja," kata Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian Inspektur Jenderal Iskandar Hasan. "Tapi ia akan dirawat hingga sembuh agar bisa diperiksa."

MUSTAFA SILALAHI
Sumber: www.tempointeraktif.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar