print this page 

Kamis, 30 September 2010

Damailah Tarakan

Konflik kekerasan yang terjadi di kota Tarakan, Kalimantan Timur kembali melukai Republik ini. Betapa tidak, di negara yang mayoritas masyarakatnya beragama , terjadi lagi konflik  kekerasan dan telah menelan korban jiwa. Dari sumber www.jpnn.com tanggal 29 September 2010, diberitakan telah menelan korban jiwa 5 orang. Dari sumber www.kompas.com tanggal 29 September 2010 pengungsi telah mencapai 32.000 orang sampai Rabu sore (29/9/10).
Konflik berawal karena seorang tokoh masyarakat bernama Abdullah (45) diserang sekelompok pemuda dirumahnya hingga tewas pada hari Minggu (26/9/2010) sekitar pukul 23.00 wib (sumber www.kompas.com tanggal 27 September 2010). Namun, kejadian ini berkembang menjadi isu bentrokan antar kelompok. Massa turun ke jalan-jalan dan melakukan pengrusakkan dan pembakaran rumah dan toko. Selain korban jiwa, diperkirakan kerugian materi mencapai ratusan juta rupiah. Menurut sumber informasi yang dihimpun Tribun, konflik yang melibatkan kedua kelompok tersebut sudah yang keenam kalinya terjadi di Tarakan.
Sudah sering terjadi bentrok antar kelompok di Republik ini. Karena rakyatnya yang berbeda-beda, bangsa Indonesia diikat dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Ternyata semboyan itu masih belum mampu untuk mengatasi persoalan perbedaan di Republik ini. Tentu saja hal ini menjadi pertanyaan dalam pikiran kita sebagai rakyat yang tinggal di Republik ini. Siapa yang salah ? Apa yang harus dilakukan ?
Sebagai rakyat Indonesia, tentu saja kita berhak untuk tinggal, beribadah, mencari pekerjaan di seluruh wilayah Republik Indonesia. Konflik yang terjadi di kota Tarakan, berpotensi terjadi di daerah lain di Republik ini, jika pemerintah tidak mencari solusi untuk mengatasinya. Pemerintah yang seharusnya memegang kendali untuk mempersatukan perbedaan rakyatnya, tidak mampu memberi solusi agar rakyatnya tidak saling menyerang dan membunuh diantara sesama rakyat Indonesia.
Konflik yang terjadi di kota Tarakan menjadikan kita sadar, bahwa ke Bhinneka-an di Republik ini hanya semboyan belaka. Ke-Bhineka-an, ternyata belum menjadi bagian yang penting didalam kehidupan rakyat di  Republik ini. Rakyat, pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama masih mementingkan kepentingan individu dan kelompok. Bisa di katakan bahwa pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama telah gagal menyampaikan pesan dan makna Bhinneka Tunggal Ika kepada rakyat Indonesia, yaitu agar saling menghormati dan saling menghargai untuk bersatu di dalam perbedaan.
Konflik kelompok seperti yang terjadi di kota Tarakan, tidak pernah menyadarkan pemerintah untuk mencari solusi agar peristiwa itu tidak  terjadi lagi di seluruh Indonesia. Jika konflik antar kelompok terjadi, maka korbannya adalah masyarakat umum dan anak-anak yang tidak berdaya. Berdamai dan saling memaafkan adalah perbuatan yang sangat mulia. Semoga warga kota Tarakan bisa hidup berdampingan dengan sesamanya di dalam perbedaan. Damailah Tarakan.



Sabtu, 25 September 2010

Mabes Polri Tertibkan Mobil Mewah Di Batam

Penertiban mobil mewah di Batam yang dilakukan oleh Direktorat I Bareskrim Mabes Polri pada hari Jumat tanggal 24 September 2010, menjadi pemberitaan dan perbincangan hangat pada media informasi dan  warga kota Batam. Karena penertiban kali ini menerjunkan tim gegana bersenjata lengkap.

Operasi penertiban kali ini, tim turun ke jalan raya dan langsung menyita mobil mewah tersebut. Ada juga tim yang langsung datang kerumah menyita mobil sehingga pemilik mobil terkejut karena mobilnya di jemput langsung ke  rumah. Ada juga yang sedang sholat jumat mobilnya langsung diambil.

Cara penertiban di jalan dan ke rumah-rumah warga dengan senjata lengkap membuat kaget warga kota Batam. Sepertinya operasi penertiban mobil mewah kali ini lain dari yang lain. Seperti razia teroris. Niat dan tujuan yang baik dari Polri tapi dengan cara yang kurang tepat, mendapat sorotan dari warga, pelaku bisnis dan pejabat daerah hingga pusat.

Konsumen yang tidak tahu apa-apa menjadi korban. Mereka membeli mobil dengan surat-surat yang lengkap. Dengan surat yang lengkap pasti tidak menimbulkan kecurigaan bahwa ada pemalsuan. Siapa yang salah ?. Yang pasti, konsumen harus dilindungi.

Pemalsuan dokumen terhadap mobil mewah dibatam di duga sudah berlangsung lama. Mobil-mobil mewah itu diduga masuk setelah status bonded Batam di cabut, sebagaimana diatur dalam PP 63 Tahun 2003 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang mulai diberlakukan per 1 Januari 2004.

Diduga modusnya memanipulasi surat-surat dan memundurkan tahun produksi dan masuknya (sebelum 1 Januari 2004), supaya tidak kena Bea Masuk, PPN dan PPnBM. Memalsukan surat mobil dengan modus seperti itu tentu hanya dinikmati oleh oknum aparat berwenang dan pengusaha mobil. Jika melalui prosedur yang benar, maka ada pemasukan pajak ke  negara sebesar 180 persen dari harga mobil itu.

Tentu saja pemalsuan dokumen mobil mewah di Batam tidak terlepas dari oknum aparat yang berwenang. Mungkin saja terjadi kongkalikong antara oknum aparat yang berwenang dengan pengusaha. Dengan pemalsuan dokumen mobil mewah ini, tentu saja merugikan negara karena tidak bayar pajak.

Tugas pemerintah untuk membongkar, membuktikan dan menangkap oknum aparat yang telah terlibat dalam pemalsuan dokumen mobil mewah ini. Jangan hanya sekedar action menyita mobil dengan anggota Polri yang bersenjata. Usut sampai ke akar-akarnya. Kasus pemalsuan dokumen mobil mewah di Batam harus di usut tuntas.




Jumat, 24 September 2010

Suara Rakyat Suara Tuhan ?

Sering kita mendengar ungkapan ‘Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan’. Ungkapan ini sering dipakai pada suatu pemilihan dengan cara pemungutan suara di negara yang rakyatnya ber-agama.  Seperti pemilihan Presiden,  Anggota Dewan, Gubernur, Walikota dll.  Ketika terpilih dengan suara terbanyak, sering di kait-kaitkan dengan ungkapan Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan.

Suara rakyat adalah suara Tuhan berasal dari bahasa latin: vox populi vox dei. Vox artinya suara. Populi artinya Rakyat. Dei/Deo artinya Tuhan.

Presiden RI juga pernah mengungkapkan bahwa Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan dalam pidato pembukaan APA tanggal 7 – 10 Desember di Bandung. Berikut adalah kutipan pidato Presiden RI yang di ambil dari sumber www.mediaindonesia.com tanggal 8 Desember 2010.

"Apapun langkah yang ditempuh, kita yang berada di parlemen maupun di pemerintahan, harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam menyongsong masa depan. Kita jangan pernah melupakan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan," ujar Presiden dalam pembukaan The 4th Parliamentary Session of Asian Parliamentary Assembly (APA) di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/12).

Saat orang yang telah tepilih dengan suara terbanyak melakukan kekeliruan / kesalahan dalam melakukan dan menjalankan tugas dan pekerjaannya, dan dikritik oleh orang-orang yang memilihnya, maka timbullah pembelaan dengan ungkapan Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan. Padahal, tidak di sadari bahwa suara yang diperoleh tidak 100 %. Jika benar suara Tuhan pasti dukungan suaranya 100 %.

Dibidang Politik, saat ada wacana orang yang telah terpilih akan diganti, gencar sekali diingatkan bahwa si A dipilih dengan suara terbanyak lho…rakyat langsung yang pilih lho…suara rakyat itu suara Tuhan lho…Dalam hal ini, pemikiran kita digiring secara tidak langsung bahwa si A adalah pilihan Tuhan, karena mendapatkan suara terbanyak. Tetapi tidak disadari jumlah suara yang diperoleh. Walau hanya 20-60 % suara, itu sudah dikatakan suara Tuhan. 

Yang memilih si A adalah orang-orang yang beragama lho…makanya, si A itu adalah pilihan Tuhan.  Jangan macam-macam. Jangan melawan suara Tuhan. Kalau melawan suara Tuhan, senjata api akan  membela pilihan Tuhan. Pengacara juga akan membela pilihan Tuhan. Kalau macam-macam, pilihan Tuhan akan menuntut balik dengan alasan pencemaran nama baik dan fitnah. Kalaupun si A itu sudah keliru / salah dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya, itu biasa. Namanya juga manusia. Buktinya dia masih memimpin dengan perlindungan Tuhan. Buktinya pangkat / jabatannya naik. Buktinya, dia bertambah kaya. Kalau bukan karena Tuhan mana bisa seperti itu.

Dibidang lain seperti organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan juga sering dipakai ungkapan: suara warga / Jemaah / anggota  adalah suara Tuhan. Tuhan-lah yang memilih Si A makanya si A terpilih jadi ketua / kepala. Tuhan-lah yang memilih si A makanya si A terpilih jadi Sekretaris dll.

Tanda-tanda yang memilih dan yang terpilih adalah dari Tuhan sangat  sederhana, yaitu ada : “Damai Sejahtera” ketika sudah memilih dan terpilih. Tuhan membenci permusuhan dan pertikaian. Tuhan membenci kemiskinan dan kemelaratan. Tuhan membenci kebodohan. Tuhan membenci korupsi. Tuhan membenci pengangguran. Tuhan membenci asusila.  Tuhan membenci kesenjangan sosial. Tuhan membenci kemunafikan. Tuhan membenci kesombongan. Yang Tuhan inginkan ada 'Damai dan Sejahtera' bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini.

Penilaiannya kembali kepada kita semua. Apakah ungkapan Suara Rakyat Suara Tuhan masih pantas / relevan digunakan dalam hal-hal ke-duniawi-an sekarang ini ?. Kepada yang memilih dan yang terpilih (yang katanya suara Tuhan) pertanyaannya : Apakah sudah ada Damai Sejahtera di negara anda ?. Apakah sudah ada Damai Sejahtera di organisasi anda ?. Apakah sudah ada Damai Sejahtera di keluarga anda ?. Apakah sudah ada Damai Sejahtera di lingkungan sekitar anda ? Dan yang paling penting : Apakah sudah ada Damai Sejahtera di hati anda ?. Jika belum ada Damai dan Sejahtera, bukanlah suara Tuhan. Tetapi suara manusia yang di pergunakan oleh iblis.

Rabu, 22 September 2010

BINTANG OPTICAL
PEDULI PENGLIHATAN ANDA



Menerima Periksa Mata GRATIS

Melayani RESEP DOKTER

Menerima & Melayani PANGGILAN DI TEMPAT / RUMAH

Menyediakan Bermacam – macam FRAME & LENSA

HARGA BERSAING

Jaminan Layanan Yang MEMUASKAN

Hubungi Kami : 
Agus : Hp. 0852 6412 3405
->Melayani Khusus Wilayah Batam

Sabtu, 18 September 2010

Jasmerah dan HKBP Bekasi

Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Beda bangsa, tentu berbeda pula sejarah bangsanya.
Bangsa Indonesia memiliki sejarah sendiri untuk mencapai kemerdekaannya. Tanpa persatuan dan kesatuan maka Bangsa Indonesia tidak akan pernah merdeka. Karena bangsa indonesia terdiri atas laut, selat, air, dan daratan yang terdiri dari pulau-pulau dari Sabang sampai Meraukee. Berbeda agamanya, alamnya, sukunya, kebudayaannya, adat istiadatnya, dan tradisinya.

Sebelum adanya persatuan dan kesatuan, Bangsa Indonesia belum bisa untuk merdeka. Karena perjuangannya masih sendiri-sendiri dan bersifat kedaerahan. Untuk merdeka, syarat utamanya ialah persatuan dan kesatuan. Hal itu sangat disadari oleh pemuda pada saat itu. Untuk merdeka harus bersatu. 

Bukanlah hal yang mudah untuk mempersatukan yang berlainan agama, alam, suku, budaya, adat istiadat dan tradisinya itu. Karena ingin merdeka, mulailah para pemuda untuk membuat persatuan pemuda secara nasional. Kongres Pemuda I  pada tanggal 30 April 1926 dihadiri oleh, Jong Java, Jong Sumastranen Bond, Sekar Rukun, Jong Bataks dan Jong Islamieten Bond. 

Kongres I yang dipimpin oleh Mohammad Tabrani ini kurang berhasil. Pada tanggal 26 s/d 28 Oktober 1928 diadakan Kongres Pemuda II, yang rapat pertamanya bertempat di Gedung Katolik Jongelingen Bond. Pada Kongres Pemuda ke II ini, menghasilkan keputusan antara lain : 1. Menerima Lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan. 2. Menerima sang Merah Putih sebagai Bendera Indonesia. 3. Ikrar yang dikenal sebagai "Sumpah Pemuda". Ikrar Sumpah Pemuda mengaku : Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa. Bahasa yang di pakai adalah bahasa Indonesia. Bukan Bahasa Inggris, bukan Bahasa Arab, bukan Bahasa Melayu.

Pada waktu kongres pemuda tersebut, selain organisasi pemuda yang bersifat daerah dan nasional, hadir juga organisai pemuda yang bersifat keagamaan spt : Jong Islamietan Bond, Anshor Nahdlatul Ulama, Pemuda Muhammadiyah, Persatuan Pemuda Kristen, Persatuan Pemuda Khatolik dll. Sangat berat perjuangan yang dilakukan oleh Moh. Hatta, Moh. Yamin dkk dalam mempersatukan perbedaan.

Tentu saja Kongres Pemuda ini sangat penting sejarahnya, karena awal dari persatuan dan kesatuan yang bersifat nasional. Kemerdekaan yang di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah hasil persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika. Tidak ada satu agama, suku, daerah, organisasi, yang bisa mengclaim, karena merekalah Indonesia merdeka. Karena bukti sejarah mengungkapkan bahwa pergerakan melawan penjajah tanpa persatuan dan kesatuan nasional tidak pernah sukses.

Sejalan dengan persiapan kemerdekaan Bangsa Indonesia, maka disiapkanlah UUD bangsa Indonesia yang di sahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberi nama UUD 1945. Tentu saja penyusunan UUD 1945 mengakomodir seluruh perbedaan yang ada di Indonesia. Para penyusun UUD 1945 memuat pada pasal 29: ay 1. Negara Berdasar Atas Ketuhanan Yang Maha Esa. ay 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Agama tidak perlu dibela dengan cara yang tidak benar dan penuh kekerasan. Jika kita menyakini bahwa Agama yang kita anut adalah Agama yang benar dan berasal dari Allah, maka agama tersebut tidak akan punah dari muka bumi, karena agama tersebut berasal dari Allah sendiri dan bukan agama yang berdasarkan ciptaan manusia. Ketika manusia mencoba membela agama yang diyakininya berasal dari Allah dengan cara-cara yang tidak benar dan dengan cara kekerasan, maka manusia telah meragukan dan tidak mempercayai ke Maha Kuasa-an Allahnya sendiri.

Para pemecah belah / provokator paling senang Bangsa Indonesia menjadi berkeping-keping. Hal itu tampak dengan segelintir oknum atau ormas yang mencoba mengambil alih tugas pemerintah dalam mengatur kehidupan keagamaan di Indonesia. Jemaat HKBP Bekasi dilarang beribadah. SKB 3 mentri yang dibuat oleh pemerintah membuat peluang bagi provokator. SKB 3 mentri telah melupakan sejarah Bangsa Indonesia. Padahal dalam menjalankan Ibadahnya, warga Indonesia sudah jelas-jelas di jamin dalam UUD 45. Jemaat HKBP Bekasi bukanlah Jemaat yang beribadah berteriak-teriak dipinggir jalan ketika beribadah. Jemaat HKBP Bekasi beribadah kepada Allahnya tidaklah memakai sound system yang bisa kedengaran sampai 10 kilometer yang akan mengganggu orang yang sedang tidur atau istirahat.

Setiap yang beribadah itu pasti niat dan tujuannya baik. Karena orang beribadah adalah berkomunikasi dengan Allah-nya. Mereka curhat dengan Allah-nya. Dalam ibadah juga mendoakan sesama manusia dan bangsanya. Lha...orang yang tujuannya baik koq dilarang. Apalagi kalau ibadah itu tidak bising sampai ke planet pluto sana. Yang harus di anjurkan adalah kapan saja dan dimana saja orang harus beribadah terus, agar kuasa iblis tidak merajalela. Sedangkan yang harus dibatasi adalah pembabatan hutan liar, pertambangan liar, pembangunan diskotik, mall, hotel, cafe, warnet yang bisa menjerumuskan manusia ke dalam  dosa dan maksiat.

Bisa-bisa dimasa yang akan datang keluar peraturan, ibadah dirumah sendiri-sendiri. Tidak boleh ibadah berjamaah.
Warga negara Indonesia bisa aman dan tentram dalam menjalankan keagamaanya adalah tergantung pada pemerintahnya. Ketika pemerintah mencoba membuat bermacam-macam aturan untuk beribadah, maka terbuka peluang untuk para pemecah belah / provokator memanfaatkan situasi.

Tapi fakta sejarah pemberontakan yang bersifat keagamaan di Indonesia spt : RMS, DI/TII, atau non agama spt pemberontakan PKI tidak pernah mendapat tempat di hati rakyat dan Bangsa Indonesia. Karena rakyat dan Bangsa Indonesia masih mengingat sejarah.

Rakyat Indonesia sudah bosan menderita karena peperangan. Rakyat Indonesia sudah bosan dengan pertumpahan darah yang akan meyengsarakan kehidupan anak cucu mereka. Tetapi... jika rakyat, pemerintah dan Bangsa Indonesia melupakan sejarah, maka bisa-bisa timbul negara : Ambon Protestan Merdeka, Bali Hindu Merdeka, Aceh Islam Merdeka, Kalimantan Barat Kongfusuisme Merdeka, Papua Kristen Merdeka. Jika rakyat, pemerintah dan Bangsa Indonesia melupakan sejarah, maka Bangsa Indonesia akan berkeping-keping. NKRI adalah mahakarya Mohammad Natsir.

Karena itu, pemerintah tidak perlu membuat bermacam-macam aturan bagaimana umat beragama di Indonesia harus menjalankan Ibadah mereka. Ketika pemerintah membuat bermacam-macam aturan untuk mempersempit ruang gerak umat beragama mendirikan tempat Ibadahnya, umat Kristiani khususnya dan umat yang beragama lainnya pada umumnya, maka pemerintah telah melupakan sejarah. Pemerintah telah selingkuh dari sejarah Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia bukanlah Bangsa yang ada di Timur Tengah, Eropa, Afrika yang mempunyai sejarah bangsanya sendiri.  JASMERAH !


Jumat, 17 September 2010

Fasilitas All In One

Dengan anggaran triliunan rupiah, wakil rakyat kita ( anggota DPR ) berencana menambah gedung baru
sebagai tempat beraktifitas / bekerja memperjuangkan ( katanya ) nasib rakyat. Bagi wakil rakyat kita, uang sejumlah triliunan rupiah itu tidak terlalu besar jika di pakai untuk menambah gedung baru demi kenyamanan mereka bekerja memikirkan nasib rakyat Indonesia.

Karena tidak ada fasilitas tempat berkerja ( kantor ) yang nyaman, maka wakil rakyat kita ( anggota DPR ), sering kerja lembur. Sehingga, jika ada rapat di DPR, banyak yang ngantuk, bahkan tidak ikut menghadiri rapat. Coba saja kita lihat jika ada tanyangan langsung televisi, ada yang tidur nyenyak karena kelelahan memikirkan nasib rakyat Indonesia selama 24 jam setiap harinya.

Sayangnya, aktifitas wakil rakyat Indonesia ini tidak bisa di pantau langsung oleh rakyat Indonesia. Aktifitas wakil rakyat sebaiknya harus dipantau. Khan kasihan, karena para wakil rakyat Indonesia sudah bekerja keras memikirkan nasib rakyat indonesia dengan gaji dan tunjangan yang pas-pas-an. Tapi...mereka berlomba-lomba dengan tulus hati mau menjadi wakil rakyat walaupun dengan gaji dan fasilitas pas-pas-an. Sehingga kehidupan rakyat Indonesia telah semakin baik dari hari ke hari.

Gedung sekolah yang rusak di seluruh Indonesia di jaman sekarang ini sudah tidak ada lagi. Anak-anak usia sekolah yang merupakan aset bangsa Indonesia, di jaman sekarang ini sudah sekolah semua. Masalah kemiskinan sudah ditangani dengan sangat serius. Wakil rakyat kita sudah berhasil mengawasi kinerja pemerintah. Lihat saja...lapangan kerja sudah banyak. Pengangguran tinggal sedikit, bisa dihitung dengan jari. Tidak ada lagi TKI yang dikirim ke luar negeri. Hasil kerja yang luar biasa.

Sebaiknya, ada media elektronik khusus dan tanyangan khusus kegiatan wakil rakyat Indonesia, agar rakyat bisa tahu kegiatan apa saja yang dilakukan di dalam gedung DPR, karena sudah banyak jasa wakil rakyat kepada rakyatnya. Tugas dan pekerjaan anggota wakil rakyat adalah tugas mulia, sehingga layak di pantau dan di publikasikan.

Jika rencana pembangunan gedung baru DPR terwujud, alangkah baiknya, apartement / tempat tinggal  anggota wakil rakyat Indonesia di bangun sekalian di dalam komplek gedung DPR. Sehingga anggota wakil rakyat Indonesia bisa lebih nyaman lagi, karena tidak kena macet di jalan, tidak telat ngantor, dan bisa hemat BBM karena tidak bolak balik kantor-rumah.
Kita berharap, pembangunan tempat tinggal wakil rakyat Indonesia di dalam kompleks gedung DPR bisa terwujud. Sehingga anggota DPR  betul-betul bisa di katakan wakil rakyat karena tinggal dan bekerja di dalam   kompleks wakil rakyat.  

Senin, 06 September 2010

Mudik Lebaran

Merayakan Hari Raya Idul Fitri sangat terasa dan bermakna jika berada di lingkungan keluarga terdekat kita.
Karena yang paling inti dari perayaan Idul Fitri adalah saling bersalam-salaman dan bermaaf-maaf-an dengan sanak keluarga terdekat kita seperti Ayah,Ibu,kakek,nenek,abang,adik dll. Walaupun dijaman sekarang ini kita bisa saja menyampaikan ucapan selamat dan ucapan maaf melalui handphone, terasa kurang afdol karena tidak bertemu secara langsung dengan orang-orang yang kita cintai.
Karena itu, mudik lebaran sudah merupakan tradisi untuk merayakannya dengan orang-orang yang kita cintai yaitu sanak saudara kita.
Bagi masyarakat yang hidup jauh diperantauan, mudik lebaran sudah direncanakan berhari-hari bahkan berbulan-bulan sebelumnya. Baik itu pelajar, mahasiswa / i , karyawan , pengusaha , dan bahkan pejabat-pun yang merantau jauh dari sanak keluarga, sudah mendambakan jika merayakan Idul Fitri berada dekat dengan sanak keluarga mereka.
Bagi yang mau mudik sudah mempersiapkan tiket jauh-jauh hari sebelumnya karena takut kehabisan tiket.
Bagi yang mudik dengan kendaraan pribadi ( sepeda motor dan mobil ) juga mempersiapkan kendaraannya agar fit di perjalanan. Mudik dengan kendaraan pribadi sangat melelahkan tetapi juga menyenangkan, karena banyak daerah yang di lewati dan yang pastinya bisa menikmati pemandangan alam yang indah dan alami.
Mudik lebaran adalah merupakan gambaran kokohnya nilai-nilai keagamaan masyarakat di Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
Tradisi mudik lebaran mencerminkan betapa masyarakat Indonesia sangat mencintai kampung halamannya walau apapun yang terjadi dan walau dimanapun mereka berada.
Hal ini harus sangat menjadi perhatian pemerintah dengan memperbaiki atau menambah sarana/fasilitas transportasi dan jalan terhadap tradisi akbar masyarakat Indonesia sekali setahun ini. Semoga perjalanan mudik Lebaran tahun ini lebih aman dan lancar dari tahun-tahun sebelumnya.

Jumat, 03 September 2010

Saling Menghormati

Sudah berkali-kali terjadi perselisihan antara Indonesia dan Malaysia.
Biasalah...pasti ada unsur kepentingan didalamnya. Malaysia sepertinya tidak punya rasa malu untuk membela kepentingannya dengan cara-cara yang tidak terhormat. Seni dan Budaya Indonesia di klaim sebagai milik mereka. TKI diperlakukan semena-mena. Padahal kalau tidak ada TKI belum tentu ada tenaga skill di negara mereka. TKW disiksa. Padahal kalau tidak ada TKW asal Indonesia, mana kenal mereka dengan makanan seperti rendang, soto, sate dll. Sebagian masakan asli Indonesia pun, mau di klaim sebagai milik nenek moyang mereka. Mereka juga merasa lebih maju dan lebih hebat dari Indonesia. Tetapi mereka tidak sadari bahwa banyak mahasiswa/i mereka yang dikirim menimba ilmu di Indonesia
Yang bisa diambil hikmah dari perselisihan antara Indonesia dan Malaysia adalah ketegasan dan keseriusan mereka membela warga dan kepentingan negara mereka. Sedangkan Indonesia selalu menyelesaikan masalah dengan diplomasi, yang jika dinilai diplomasinya mengalah (atau kalah ?) terus. Padahal negara Malaysia termasuk wilayah kekuasaan 'panglima perang' Patih Gajah Mada. Tetapi dijaman itu belum ada TKI yang 'diekspor' ke Malaysia, sehingga Patih Gajah Mada tidak ragu-ragu dalam bertindak memperluas wilayah kekuasaannya.
Indonesia adalah bangsa yang besar dengan penduduknya yang besar juga. Patutlah semua warga Indonesia membela/menjaga martabat Bangsa Indonesia jika dihina oleh bangsa lain, walaupun hanya dengan cara demonstrasi atau aksi-aksi protes lainnya. Bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi kemerdekaan ialah hak segala bangsa. Untuk itu, hati boleh panas, tetapi kepala tetap dingin.