print this page 

Jumat, 24 September 2010

Suara Rakyat Suara Tuhan ?

Sering kita mendengar ungkapan ‘Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan’. Ungkapan ini sering dipakai pada suatu pemilihan dengan cara pemungutan suara di negara yang rakyatnya ber-agama.  Seperti pemilihan Presiden,  Anggota Dewan, Gubernur, Walikota dll.  Ketika terpilih dengan suara terbanyak, sering di kait-kaitkan dengan ungkapan Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan.

Suara rakyat adalah suara Tuhan berasal dari bahasa latin: vox populi vox dei. Vox artinya suara. Populi artinya Rakyat. Dei/Deo artinya Tuhan.

Presiden RI juga pernah mengungkapkan bahwa Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan dalam pidato pembukaan APA tanggal 7 – 10 Desember di Bandung. Berikut adalah kutipan pidato Presiden RI yang di ambil dari sumber www.mediaindonesia.com tanggal 8 Desember 2010.

"Apapun langkah yang ditempuh, kita yang berada di parlemen maupun di pemerintahan, harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam menyongsong masa depan. Kita jangan pernah melupakan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan," ujar Presiden dalam pembukaan The 4th Parliamentary Session of Asian Parliamentary Assembly (APA) di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/12).

Saat orang yang telah tepilih dengan suara terbanyak melakukan kekeliruan / kesalahan dalam melakukan dan menjalankan tugas dan pekerjaannya, dan dikritik oleh orang-orang yang memilihnya, maka timbullah pembelaan dengan ungkapan Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan. Padahal, tidak di sadari bahwa suara yang diperoleh tidak 100 %. Jika benar suara Tuhan pasti dukungan suaranya 100 %.

Dibidang Politik, saat ada wacana orang yang telah terpilih akan diganti, gencar sekali diingatkan bahwa si A dipilih dengan suara terbanyak lho…rakyat langsung yang pilih lho…suara rakyat itu suara Tuhan lho…Dalam hal ini, pemikiran kita digiring secara tidak langsung bahwa si A adalah pilihan Tuhan, karena mendapatkan suara terbanyak. Tetapi tidak disadari jumlah suara yang diperoleh. Walau hanya 20-60 % suara, itu sudah dikatakan suara Tuhan. 

Yang memilih si A adalah orang-orang yang beragama lho…makanya, si A itu adalah pilihan Tuhan.  Jangan macam-macam. Jangan melawan suara Tuhan. Kalau melawan suara Tuhan, senjata api akan  membela pilihan Tuhan. Pengacara juga akan membela pilihan Tuhan. Kalau macam-macam, pilihan Tuhan akan menuntut balik dengan alasan pencemaran nama baik dan fitnah. Kalaupun si A itu sudah keliru / salah dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya, itu biasa. Namanya juga manusia. Buktinya dia masih memimpin dengan perlindungan Tuhan. Buktinya pangkat / jabatannya naik. Buktinya, dia bertambah kaya. Kalau bukan karena Tuhan mana bisa seperti itu.

Dibidang lain seperti organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan juga sering dipakai ungkapan: suara warga / Jemaah / anggota  adalah suara Tuhan. Tuhan-lah yang memilih Si A makanya si A terpilih jadi ketua / kepala. Tuhan-lah yang memilih si A makanya si A terpilih jadi Sekretaris dll.

Tanda-tanda yang memilih dan yang terpilih adalah dari Tuhan sangat  sederhana, yaitu ada : “Damai Sejahtera” ketika sudah memilih dan terpilih. Tuhan membenci permusuhan dan pertikaian. Tuhan membenci kemiskinan dan kemelaratan. Tuhan membenci kebodohan. Tuhan membenci korupsi. Tuhan membenci pengangguran. Tuhan membenci asusila.  Tuhan membenci kesenjangan sosial. Tuhan membenci kemunafikan. Tuhan membenci kesombongan. Yang Tuhan inginkan ada 'Damai dan Sejahtera' bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini.

Penilaiannya kembali kepada kita semua. Apakah ungkapan Suara Rakyat Suara Tuhan masih pantas / relevan digunakan dalam hal-hal ke-duniawi-an sekarang ini ?. Kepada yang memilih dan yang terpilih (yang katanya suara Tuhan) pertanyaannya : Apakah sudah ada Damai Sejahtera di negara anda ?. Apakah sudah ada Damai Sejahtera di organisasi anda ?. Apakah sudah ada Damai Sejahtera di keluarga anda ?. Apakah sudah ada Damai Sejahtera di lingkungan sekitar anda ? Dan yang paling penting : Apakah sudah ada Damai Sejahtera di hati anda ?. Jika belum ada Damai dan Sejahtera, bukanlah suara Tuhan. Tetapi suara manusia yang di pergunakan oleh iblis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar